Dokument Paskibraka

Paskibra(ka)

Pasukan Pengibar Bendera
Disini Loka Chandradimuka
Disanjung, Dihukum, Tahan Derita
Menjadi Kader Pemimpin Bangsa
-bunda bunakim-
Halaman ini berisi berbagai hal tentang Paskibra dan Paskibraka. Semoga dapat memberikan kemanfaatan.
Kritik, saran & masukan mengenai halaman ini sangat diharapkan.
Terima Kasih
===============================================================================
Berikut adalah beberapa dokumen yang dapat diunduh berkaitan dengan Paskibra(ka)
1. UU No. 8 Tahun 1987 Tentang Protokol dapat diunduh DISINI
2. PP No. 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara dapat diunduh DISINI
3. PP No. 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih dapat diunduh DISINI
4. PP No. 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara dapat diunduh DISINI
5. PP No. 44 Tahun 1958 tentang Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dapat diunduh DISINI
6. PP No. 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan dapat diunduh DISINI
7.a. INPRES No. 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Inpres No. 14 Tahun 1981 tentang Penyelenggaraan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih dapat diunduh DISINI
7.b. UU No 24 Tahun 2009 tentang BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN dapat diunduh DISINI
7.c. UU No. 40 Tahun 2009 tenang KEPEMUDAAN dapat diunduh DISINI
8. Materi Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dapat diunduh DISINI
9. Materi Bendera Merah Putih dapat diunduh DISINI
10. Tata Cara Makan dapat diunduh DISINI
11. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diunduh disini (mohon setelah diunduh ekstensi .pdf dirubah .rar)
12. Syarat dan Materi Seleksi Paskibraka Tingkat Kota Magelang dapat diunduh DISINI
13. Panduan Tata Upacara Bendera di Sekolah Tahun 1997 dapat diunduh DISINI.
14. Panduan Baris Berbaris di Sekolah Tahun 1991 dapat diunduh DISINI
15. Pedoman pelaksanaan lomba TUB & BB dapat diunduh DISINI
16. Contoh persiapan tertulis Lomba TUB dapat diunduh DISINI
17. Pedoman Paskibraka Tahun 2002 dapat diunduh DISINI (Mohon setelah diunduh, ekstensi file .pdf dirubah menjadi .rar, kemudian ekstrak file tersebut dan ikuti petunjuk yang ada)
18. Surat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah mengenai pembina upacara yang bukan berasal dari sekolah yang bersangkutan dapat diunduh DISINI
19. Daftar Paskibraka Nasional 1967 s.d. 2007 dapat diunduh DISINI
20. Materi Sejarah Paskibraka dapat diunduh DISINI
Bulletin Paskibraka 78
1. bulletin-78-april-2007
2. bulletin-78-juni-2007
3. bulletin-78-agustus-2007
4. bulletin-78-oktober-2007
5. bulletin-78-24-juli-2008
5. buletin-78-edisi-sept-2008
Dokumen dibawah ini belum dapat diunduh karena besarnya dokumen, bagi Anda yang berdomisili di Kota Magelang dapat menghubungi pengelola
- Buku Kenangan 25 Tahun Paskibraka
CATATAN :
========
Mohon setelah mengunduh bisa memberikan komentar… Terima kasih.












Rata-rata orang hanya mengenal paskibra sebagai kumpulan siswa atau pelajar sekolah yang latihan berbaris dengn tujuan mengibarkan bendera. Hal tersebut tidaklah salah melainkan merupakan sebuah pandangan secara umum. Di jawa barat dan sekitarnya, paskibra telah menjelma dan memiliki perluasan tugas, hal ini tentu terkait dengan pola pendidikan yang diarahkan untuk dapat menciptakan generasi yang tanggap tanggon dan trengginas.
Hal yang sangat menarik dicermati adalah semakin seringnya diadakan kompetisi atau perlombaan antar paskibra. saya ambil contoh dikawasan Jawa Barat, hampir bisa dibilang dalam satu bulan terdapat satu event lomba.
suasana yang menarik adalah dimana baris berbaris yang terkesan militeristik dapat diubah menjadi tontonan yang menarik, baik bagi paskibra itu sendiri maupun bagi masyarakat umum. Kreatifitas tinggi yang mungkin hanya dimiliki oleh sebagian kecil generasi muda berkumpul,

Pembentukan paskibra pada awalnya memang dikhususkan untuk mengibarkan bendera. Hingga kini, tugas pokok anggota paskibra ini telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi para anggotanya, namun perkembangan kemudian berlanjut dengan sering diadakannya perlombaan-perlombaan antar sekolah.

coba perhatikan photo-photo berikut:

gerakan Variasi dan Formasi

Kostum yang menarik membuat daya tarik lebih

paskibra dalam lomba Deville Glopasko

Photo diatas diambil saat glopasko SMKN 1 Cikarang Barat tahun lalu, merupakan contoh perkembangan genersi bangsa yang sudah seharusnya mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun pihak sekolah dan masyarakat. Hal ini perlu disampaikan karena hingga saat ini, pihak kedinasan, pemerintah maupun masyarakat masih menganggap sebelah mata atas diselenggakannya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. terutama paskibra.


Perkembangan yang positif ini semoga terus menjadi sesuatu yang baik dan tidak mendistorsi alias menjadikan pengaburan tujuan awal terbentuknya paskibra.


Sejarah

Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soekarno, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
  • Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
  • Kelompok 8 / pembawa (inti),
  • Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka. Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, marinir, dan Brimob) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.
Mulai tanggal 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun 1967.
Pada tanggal 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia. Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan. Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.
Istilah yang digunakan dari tahun 1967 sampai tahun 1972 masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka". Baru pada tahun 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.


2 komentar:

  1. Ijin kak...klo boleh saya berminat utk punya file dr buku 25 tahun paskibraka...klo boleh diemailkan ke gahfisindi@gmail.com...terima ksh seblmnya kak..

    BalasHapus
  2. Sy purna paskibraka kota th 90....adakah dokumentasi pada saat itu?

    BalasHapus

labuan dilanda banjir paca tsunami

suara.com -  Sejumlah wilayah di Kecamatan Labuan, Kabupaten  Pandeglang  , Banten dilaporkan terkena  banjir  tinggi saat malam  tahun bar...